KUNINGAN, Senin, 22 Desember 2014
Siswa MTs Cigugur Haris Solehudin (14) tewas dikeroyok saat menjadi suporter pertandingan footsal PORSENI MTs Cigugur vs MTs Sindangsari saling ejek. TKP GOR Ewangga. Korban pingsan dengan luka di pelipis. Salah satu pelaku pergi dengan motor RX King. Saksi Nurhari pemilik warung (TKP2).
Korban dibawa ke RS. Juanda dilakukan visum awal, lebih lanjut pihak kepolisian langsung bawa korban ke RSUD 45 untuk otopsi dokter forensik polda Jabar. Wakapolres Kuningan Kompol Dian Setyawan membenarkan pelajar MTs Cigugur kelas 2 tewas tapi belum menyimpulkan penyebab kematian.
Minggu dini hari 03.00 WIB tim forensik Polda Jabar datang ke Kuningan, proses otopsi dilakukan selama 4 jam.
Porseni Dihentikan Total
Kasubag TU Kemenag Kuningan Yusron Kholid didampingi panitia Penyelenggara Porseni Kantor Kemenag dan Persatuan Guru Madrasah (PGM), Nana Supriatna dan Subki, tidak bisa memberikan keterangan apapun, yang pasti kegiatan dihentikan.
Yusron minta pelaku diproses hukum. Yusron menyarankan masing-masing keluarga pelaku menyiapkan pengacara, karena kejadian tidak terduga dan tidak saksi mata yang jelas.
Yusron hanya penasehat dan tidak mengetahui teknis pengamanan saat penyelenggaraan Porseni, karena Yusron setelah membuka acara langsung pulang ke rumah.
Kapolres Kuningan Ajun Komisaris Besar Joni Iskandar melalui pejabat sementara Kasatreskrim Inspektur Satu Herie Purnomo menjelaskan, korban diduga dikeroyok. Korban (Haris Solehudin) meninggal dunia setiba di RS Juanda, kemudian petugas melakukan otopsi jenazah korban di RS 45 Kuningan.
Jenazah dipulangkan setelah diotopsi Dokter forensik
Polda Jabar Minggu Pagi.
Polda Jabar Minggu Pagi.
Keluarga Korban Histeris
Haryono (50) ayah, Ukarsih (47) Ibu dan Untasih (78) nenek dari Haris Solehudin. Alamat Dusun Manis Rt. 01/01 Desa Gunungkeling Kec. Cigugur Kab. Kuningan. korban. Paman Korban minta jika memang ada kekerasan tolong di proses hukum seadil-adilnya.
Hal ini mendapat perhatian dari Ketua PKK Kabupaten Kuningan, Ika Acep Purnama, pihaknya menyampaikan bela sungkawa atas kejadian tersebut. Ika meminta agar pengawasa orang tua lebih diperketat lagi, terlebih lagi dari pihak penyelenggara kegiatan, jika menggelar kegiatan yang berpotensi gesekan antar siswa harus diperketat. “Dari peristiwa ini, kita merasa terpukul, maka semua pihak terutama pihak panitia manapun ke depan harus lebih hati-hati. Karena zaman sekarang harus ekstra pengawasan. Selain itu, peran orang tua di rumah juga harus ditingkatkan.” Imbau Ika. (Sumber Koran Harian Cirebon)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar