Kamis, 07 Oktober 2010

Bersuci dari Najis

1. Arti Bersuci dan Arti Najis
Bersuci (Thoharoh) menurut bahasa artinya bersih. Sedangkan menurut syara’ ialah membersihkan dan mensucikan badan, pakaian, tempat atau benda-benda lain dari najis atau hadits menurut cara-cara yang ditentukan syari’at Islam.
Najis ialah kotoran yang wajib dibersihkan bila mengenai badan, pakaian, peralatan makanan, tempat sholat, dan lain-lain.
Firman Allah SWT.
وَثِيَا بَكَ فَطَهِّرُ (المدثر : ٤)
Artinya :
Mengenai pakaianmu, hendaklah kamu bersihkan.
Najis terbagi atas tiga macam :
a. Najis Mukhaffafah (najis ringan), seperti air kencing anak pria yang belum makan selain air susu.
b. Najis mutawassitoh (najis sedang), yang termasuk najis mutawassitoh ialah : kotoran manusia, kotoran binatang, muntahan, darah, nanah, madzi, madi dan lain-lain.
c. Najis mugholadzoh (najis berat), seperti najis dari air liur anjing.

2. Macam-macam Cara Bersuci
a. Membersihkan diri dari kotoran dan kecemaran najis, yakni menghilangkannya dari badan, pakaian, atau tempat yang terkena dengan najis, dengan alat-alat bersuci.
b. Membersihkan dri dari hadast kecil dengan wudhu dan dari hadst besar dengan mandi atau tayamum (buat mengganti wudhu dan mandi).
c. Menyikat gigi atau membersihkannya dari segala kotoran-kotorannya.
d. Membuang segala yang memburukkan pemandangan, yaitu menggunting rambut, kuku, bulu ari-ari, bulu ketiak dan lain sebagainya.
e. Membersihkan diri dengan taubat dari dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan dan membersihkan jiwa dari segala rupa perangai yang keji-keji.
Manfaat menyucikan benda / badan dari najis
Menurut pengetahuan ilmu kesehatan, untuk menjaga diri dan menolak sesuatu penyakit terlebih dahulu mesti di ikhtiarkan kebersihan secukupnya dalam segala hal. Bukan hanya kebersihan badan atau lebih tegas kebersihan kulit saja yang diajarkan islam tetapi islam mengajarkan kebersihan dan kesucian dalam lima bagian.
1.1 Kebersihan dan kesucian rumah dan pekarangan.
1.2 Kebersihan dankesucian badan.
1.3 Kebersihan dan kesucian pakaian.
1.4 Kebersihan dan kesucian makanan.
1.5 Kebersihan dan kesucian ruh dan hati.
3. Hikmah Bersuci
Hikmah menyucikan benda / badan cari najis.
a. Dapat dicintai oleh Allah SWT.
b. Dapat mengarahkan kepada keimanan, sabda Nabi Saw :
ا لطَّهُوْرُ شَطْرُ الْاِيْـمَانِ
Artinya :
Bersuci itu sebagian dari iman.
c. Dapat membawa pelakunya masuk surga.
Sebagaimana dalam riwayat hadist yang dibawah ini :
Jagalah kebersihan sedapat mungkin, karena Allah, membangun islam di atas dasar kebersihan. Dan tidak akan masuk surga kecuali orang-orang bersih (Riwayat Thabroni).
d. Dapat membawa pelakunya sehat jasmani danrohani.


4. Hikmah Istinja
Istinja ialah membersihkan kedua pintu alat-alat vital manusia yaitu dubur dan qubul dari kotoran atau cairan air mani, yang keluar dari keduanya. Sedangkan istijmar ialah dengan menggunakan batu sebagai alat pembersihnya.
Istinja di tinjau dari segi kesehatan.
Kita diperintahkan beristinja (bersuci bercebok) dari pada tahi dan kencing. Mencuci segala bekas najis, hingga tak ada lagi bekasnya, warna atau baunya.
Istinja di tinjau dari hukum syara’
Istinja ditinjau dari hukum syara’ ialah bersuci dari buang air bersar dan kecil, dan dapat dilakukan dengan salah satu dari tiga cara, yaitu :
a. Membasuh tempat keluarnya najis dengan air sampai bersih.
b. Membersihkan dengan batu atau kertas sampai bersih, sekurang-kurangnya dengan tiga buah batu atau dengan tiga tepi dari sebuah batu. Jika tidak ada batu dapat digunakan benda-benda yang lain asal kesat / keras.
c. Dibersihkan terlebih dahulu dengan batu, kemudian baru di basuhnya dengan air.
Syarat-syarat istinja dengan batu atau benda yang keras :
1. Batu atau benda itu keras danharus suci serta dapat untuk membuat / membersihkan najis.
2. Batu atau benda itu tidak bernilai (dihormati), misalkan bukan bahan makanan dan bukan batu masjid.
3. Sekurang-kurangnya dengantiga kali sapuan dan sampai bersih.
4. Najis yang akan dibersihkan belum kering.
5. Najis itu tidak pindah dari tempat keluarnya, misalnya pindah ke kaki dan sebagainya.
6. Najis itu belum bercampur dengan benda lain, walaupun benda itu suci, misalnya tidak terpecik oleh air padanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar