Rabu, 24 Desember 2014

Pengerjaan SS Sukra Diduga Asal-Asalan





INDRAMAYU,

Tokoh Masyarakat Desa Tegaltaman, Dirlam Fatchurahman (Mantan Kuwu), kecewa dengan mekanisme pekerjaan normalisasi saluran sekunder (SS) di wilayah tersebut. Pasalnya, Gabungan Perkumpulan Petani Pengguna Air (GP3A) Kecamatan Sukra, tidak dilibatkan dalam mengawal kualitas proyek tersebut.

“Pihak BBWSC sebelumnya menyegerakan untuk dibentuk GP3A sebagai prasyarat direalisasikannya program rehabilitasi jaringan SS Sukra ini. Akan tetapi PT NK selaku pelaksana proyek justru mengabaikan GP3A”. Ujar Mantan Kuwu Dirlam.
Sedangkan menurut Ketua GP3A Mitra Usaha Tani, Abas mestinya GP3A terlibat dalam pelaksanaan program pembangunan tersebut. Bila perlu dibuatkan KSO antara PT NK dengan semua GPA yang ada di wilayah SS Sukra.

Proyek rehabilitas SS Sukra ini meliputi sungai Cigugur, Randu (Subang), Sukra, Bogor, Liang Buaya, Ujung gebang, dan saluran pembuangan Liang Buaya, Galih, Sewo, Badong, serta Gadung dengan panjang mencapai 57.230.77 meter.

Program bantuan luar negeri (loan word bank WISMP) ini menelan dana Rp. 38 miliar. PT NK diketahui selaku perusahaan BUMN merupakan pemenang tender berdasarkan surat perjanjian nomor : HK.02.03/PPK.IRG.II/SNVT-PJPAC/04 tanggal 13 Juni 2014.

PPK BBWSC memerintahkan PT NK untuk melaksanakan pekerjaan rehabilitasi jaringan SS Sukra di Kabupaten Indramayu sejak 13 Juni 2014 sampai dengan 7 Desember 2015 atau selama 545 hari.

Di site office project atau mess project PT NK tidak dipasang papan proyek yang seharusnya sudah menjadi kewajiban setiap ada kegiatan proyek.

Salah satu subkontraktor pada pekerjaan tersebut, Win mengaku, ia mendapatkan kontrak pekerjaan dari PT NK berupa pemasangan TPT dengan  nilai tender Rp. 285 juta.

Menurutnya, harga satua pekerjaan tersebut dinilai minim untuk mendapatkan keuntungan yang layak. Namun dirinya tidak bisa berbuat banyak dengan kontrak pekerjaan yang diterima dari perusahaan orang subang tersebut. (FC)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar